Instrumen asesmen adalah sebuah alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk mengungkap
kondisi subjek yang akan diases atau dinilai. Menyusun instrumen asesmen dapat
dilakukan guru jika guru telah memahami benar aspek-aspek yang akan di nilai
pada siswanya . Pemahaman terhadap analisis
aspek/kemampuan merupakan modal penting
bagi guru agar dapat menjabarkan menjadi sub aspek, indikator, deskriptor dan
butir-butir instrumennya.
Ada beberapa langkah umum yang bisa
ditempuh dalam menyusun instrumen asesmen. Langkah-langkah tersebut adalah:
1.
Analisis aspek kemampuan umum, yakni
mengkaji kemampuan-kemampuan umum menjadi sub aspek sejelas-jelasnya, sehingga
indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang diinginkan guru.
Dalam membuat indikator kemampuan, guru dapat menggunakan teori atau
konsep-konsep yang ada dalam pengetahuan ilmiah yang berkenaan dengan indikator
tersebut, atau menggunakan fakta empiris berdasarkan pengamatan lapangan.
2.
Menetapkan jenis instrumen yang
digunakan untuk mengukur aspek, sub aspek, dan indikator-indikatornya. Satu aspek
mungkin bisa diukur oleh beberapa jenis instrumen, bisa pula lebih dari satu
instrumen.
3.
Setelah ditetapkan jenis
instrumennya, peneliti menyusun kisi-kisi atau layout instrumen. Kisi-kisi ini
berisi lingkup materi pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan,
banyak pertanyaan, waktu yang dibutuhkan. Materi atau lingkup materi pertanyaan
didasarkan pada indikator kemampuan. Artinya, setiap indikator akan
menghasilkann beberapa luas lingkup isi pertanyaan, serta abilitas yang
diukurnya. Abilitas dimaksudkan adalah kemampuan yang diharapkan dari subjek
yang di asesmen. Misalnya kalau diukur prestasi belajar, maka abilitas prestasi
tersebut dilihat dari kemampuan subjek dalam hal pengenalan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi. Atau bila diukur sikap siswa, maka
lingkup abilitas sikap kita bedakan aspek kognisi, afeksi, dan konasinya.
4.
Berdasarkan kisi-kisi tersebut lalu guru
menyusun item dan pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang
telah ditetapkan dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan bisa dibuat lebih dari yang
ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap item yang dibuat guru harus sudah
punya gambaran jawaban (rubrik) yang diharapkan. Artinya, prakiraan jawaban
yang betul/diinginkan harus dibuat peneliti.
5.
Instrumen yang sudah dibuat
sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi instrumen, misalnya membuang
instumen yang tidak perlu, menggantinya dengan item yang baru, atau perbaikan
isi dan redaksi/bahasannya.